Villa Mako menetapkan kemewahan arsitektur kolonial Belanda di lingkungan indah sebuah desa kecil di Bali, kurang dari lima kilometer dari pantai barat pulau itu. Vila Pererenan tiga kamar tidur ini, yang dilengkapi dengan tim yang berpengalaman dan ramah dengan tujuh orang, dirancang dengan megah, namun didekorasi dengan hangat dengan interior eklektik yang mencerminkan gairah dan perjalanan para pemiliknya. Barang-barang antik Bali dan Jawa dan penggunaan warna yang berani membuat tempat perlindungan yang unik dan nyaman untuk para tamu.

Posisi yang ditinggikan vila ini menyapu pemandangan kolam renang, kanopi hutan di sekitarnya dan teras beras di luarnya. Desain bangunan yang menakjubkan ini dengan cerdik menggunakan cahaya alami untuk menyoroti interior yang indah dan setiap ruangan dapat menangkap angin sejuk, bahkan selama bulan-bulan paling hangat tahun ini, menawarkan pilihan kenyamanan ber-AC dan kehidupan tropis terbuka.

Villa Mako terletak di desa Tiying Tutul atau 'banjar', tetap pertanian. Di bagian bawah kebun ada tembok bata pedesaan dengan pintu masuk gerbang menuju tepian sungai. Di sini, para tamu akan menemukan bale tepi sungai yang sederhana dan pribadi, cocok untuk meditasi. Ini juga merupakan lokasi musim semi suci, di mana penduduk desa mempersembahkan persembahan kepada para dewa. 80 meter di sepanjang sungai adalah pura desa. Para tamu akan disambut di festival bait suci; beberapa bahkan mungkin cukup beruntung untuk menyaksikan tarian barong atau upacara Hindu lainnya. Staf vila akan dengan senang hati membantu dengan pakaian seremonial dan saran tentang etiket.